Kamu mu ingat? Dulu kita pernah sama-sama berjuang. Tapi kenyataannya? kamu tiba-tiba berhenti di sebuah persimpangan jalan. Kamu memilih jalan yang lain. Tidak lurus lagi, melainkan berbelok. Aku diam, entah harus berbuat apa ketika melihat mu berbelok ke arah jalan lain. Yang aku pikirkan hanya bagaimana keadaan mu nanti dijalan sana. Selintas terpikir dalam benak ku, bahwa aku harus tetap melanjutkan perjalananku sampai ke ujung jalan. Aku mencoba berlari menjauhi persimpangan itu, sampai aku tak melihat lagi persimpangan itu. Dan aku tetap berjalan ke depan. Sampai suatu ketika aku menemukan sebuah persimpangan kembali. Aku harus apa? Harus memilih yang mana? tetap lurus dan menemukan ujung jalan yang dulu kau katakan kepada ku atau aku harus berbelok untuk menemukan jalan yang baru?.
Aku diam dalam semua angan-angan ku. Terlintas sosok dirimu dalam angan ku, tetapi semua itu hilang setelah aku ingat, kamu yang begitu saja meninggalkan ku dan memilih jalan yang berbeda. Aku memberanikan diri untuk memutuskan aku akan memilih jalan yang baru, jalan dimana aku bisa menemukan kebahagian ku tanpa kamu, dimana aku bisa melihat pelangi yang begitu indah.
Tetapi ketika aku hampir sampai di ujung jalan yang baru itu, aku melihat sebuah tanda di langit. Yang tanpa aku duga tanda itu berasal darimu, tanda dimana kamu merasa tersesat, dan kamu memutuskan untuk kembali ke persimpangan dimana kamu meninggalkan ku. Dan kamu berusaha memberitahu agar aku kembali ke persimpangan itu untuk menemui mu. Dan kamu meminta aku kembali untuk berjalan lagi bersamamu untuk mencapai di ujung jalan yang dulu kau katakan, jalan yang dulu aku tinggalkan karna ulahmu yang meninggalkan ku begitu saja karna kamu memilih jalan yang berbeda. Kamu memintaku berjuang kembali bersama mu untuk mencapai ujungnya.
Mengapa kamu semudah itu memintaku kembali? apa yang harus aku lakukan?. Jujur aku benci untuk memilih. Disatu sisi ingin aku melanjutkan perjalananku yang hampir sampai. Tapi di satu sisi aku aku tak pernah tega untuk melihat mu tersesat di jalan yang kau pilih. Aku hanya takut, jika aku kembali ke persimpangan itu dan berjuang kembali bersama mu lagi, kamu akan meninggalkan ku kembali, kamu akan mengacuhkan aku kembali jika kamu menemukan persimpangan lain. Entah aku harus apa, aku rasa perjalanan ini takkan pernah usai.